Minggu, 06 November 2011

ASKEB BBLR


BAB 1
PENDAHULUAN

  1. Latar Belakang
Bayi baru lahir Rendah atu Bayi premature adalah bayi lahir hidup sebelum usia kehamilan 37 minggu (Dihitung dari haid terakhir) dan dengan berat badan < 2500 Gram. Mengganti istilah bayi premature dengan Bayi Berat Badan lahir Rendah karena disadari tidak semua bayi dengan Berat Badan kurang dari 2500 gram pada waktu lahir bukan bayi prematur.
Dalam beberapa dasawarsa ini perhatian terhadap janin yang mengalami gangguan pertumbuhan dalam kandungan sangat meningkat. Hal ini di sebabkan masih tingginya angka kematian perinatal dan neonatal karena masih banyak bayi yang dilahirkan dengan Berat Badan Lahir rendah di Negara maju bekisar antara 3,6 – 10,8 % , di Negara berkembang bekisar antara 10 – 43 %.
Anak- anak dan orang dewasa yang pada saat lahir merupakan Berat Badan Lahir Rendah lebih sering mengalami masalah utama, Seperti Serebral palsi, Retardasi mental, Berhasil mengembangkan adaptasi social, psikologi dan fisik terhadap lingkungan yang semakin kompleks.
Maka dari itu di butuhkan Asuhan Kebidanan BBLR yang sesuai dengan standart profesi kebidanan.

  1. Tujuan
1.      Tujuan Umum
Setelah mempelajari tentang Asuhan Kebidanan BBL Patologis pada Bayi Ny “W” Umur 2 Hari Dengan BBLR.. Diharapkan mahasiswa mampu memahami dan memberikan Asuhan Kebidanan yang sesuai dengan standart.
2.      Tujuan Khusus
Setelah mempelajari tentang Asuhan Kebidanan BBL Patoligis pada Bayi Ny “W” Neonatus Umur 2 Hari Dengan BBLR. Diharapkan mahasiswa mampu :
o   Melaksanakan pengkajian data pada Bayi.
o   Mengidentifikasi masalah dan diagnosa
o   Mengidentifikasi masalah potensial
o   Mengidentifikasi kebutuhan segera
o   Melaksanakan intervensi
o   Mengevaluasi tindakan

C.  Metode Pembahasan
Karya tulis ini disusun dengan cara praktek kerja lapangan,studi kasus,konsultasi dengan dosen pembimbing dan studi pustaka

  1. Sistematika Penulisan
Dalam karya tulis ini disusun sebagai berikut:
BAB I    : Pendahuluan
BAB II   : Tinjauan Pustaka
BAB III  : Tinjauan Kasus
BAB IV  : Pembahasan
BAB V    : Penutup
DAFTAR PUSTAKA













BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

A. KONSEP DASAR BBL FISIOLOGIS
2.1 Pengertian
BBL yang normal adalah bayi yang baru lahir dari kehamilan 37 minggu sampai 42 minggu dan BB 2500 gram- 4000 gram (Asuhan Kesehatan Anak dalam Konteks Keluarga DepKes RI 1993).
      Asuhan bayi baru lahir adalah asuhan yang diberikan pada bayi tersebut selama jam pertama setelah kelahiran. Aspek penting dari asuhan bayi baru lahir :
         a) Jaga bayi agar tetap kering dan hangat
         b) Usahakan adanya kontak kulit antara ibu dan bayi sesegera mungkin
2.2 Ciri – ciri BBL Normal
  1. BB 2500 – 4000 gram
  2. PB lahir 48 – 52 gram
  3. LIDA 30 – 38 cm
  4. LIKA 33 – 35 cm
  5. Bunyi jantung dalam menit pertama kira- kira 160x/ mnt, kemudian menurun 120x/ mnt
  6. Pernapasan dalm menit pertama cepat kira- kira 80x/ mnt, kemudian turun kira- kira 40x/ mnt.
  7. Kulit kemerahan dan licin karena jaringan subkutan cukup terbentuk dan diliputi vernik caseosa
  8. Rambut lainnya telah terlihat, rambut kepala biasanya telah sempurna
  9. Genetalia perempuan : labia mayor sudah menutupi labia minor
                      Laki- laki   : testis telah turun
  1. reflek hisap dan menelan sudah terbentuk dengan baik
  2. reflek moro  dan graff reflek sudah baik
  3. eliminasi baik, urine dan mekonium akan keluar dalam 24 jam pertama, mekonium berwarna hitam kecoklatan.
2.3 Periode Transisi Bayi Baru Lahir
2.3.1 Periode Reaktivitas Pertama
1) Dimulai saat bayi lahir dan berlangsung selama 30 menit
2) Jantung bayi baru lahir berdenyut cepat dan denyut tali pusat terlihat
3) Warna sianosis sementara atau akrosianosis
4) Pernapasan cepat, terdapat rales dan ronchi, memperlihatkan pernapasan cuping    hidung
5) Mata terbuka memperlihatkan perilaku terjaga
6) Terjadi peningkatan tonus otot dengan ekstremitas atas fleksi dan bawah ekstensi
7) Terjadi pengeluaran feses segera setelah lahir dan bising usus muncul 30 menit setelah lahir
2.3.2 Periode Tidur
1) Berlangsung sekitar 30 menit setelah kelahiran sampai 24 jam
2) Frekuensi jantung menurun hingga < 140x/ mnt
3) Murmur dapat terdengar merupakan indikasi duktus arteriosus tidak sepenuhnya tertutup
4) Frekuensi pernapasan lebih lambat dan tenang
5) Bising usus ada, tetapi kemudian berkurang
2.3.3 Periode Reaktivitas Kedua
1) Berlangsung dari usia sekitar 2-6 jam
2) Frekuensi jantung labil dan perubahan warna terjadi dengan cepat
3) Frekuensi pernapasan tetap dibawah 60x/ mnt dan tidak ada ronchi/ rales
4) Pemberian makan segera sangat penting untuk mencegah hipoglikemi dan menstimulasi pengeluaran feses, mencegah ikterus
2.4 Perubahan pada BBL
2.4.1 Perubahan metabolisme karbohidrat
Dalam waktu 2 jam setelah lahir akan terjadi penurunan kadar gula darah untuk menambah energi pada jam- jam pertama setelah lahir diambil dari metabolisme asam lemak.
2.4.2 Perubahan suhu tubuh
Selama dalam uterus janin mendapat O2 dari plasenta setelahlahir melaluiparu- paru bayi
2.4.3 Perubahan alat pencernaan, hati, ginjal mulai berfungsi
2.4.4 Perubahan sirkulasi
Dengan perkembangan baru, tekanan O2 meningkat, CO2 menurun, mengakibatkan retensi pembuluh darah, aliran darah meningkat, darah dalam uterus pulmonaris ke paru, duktus arteriosis menutup dengan munculnya arteri dan vena umbilikalis dan terpotongnya tali pusat, aliran dalam plasenta melalui vena cava inferior dan foramen ovale, atrium kiri terhenti, sirkulasi janin sekarang berubah menjadi sirkulasi bayi yang hidup diluar badan ibu.
2.5 Persiapan
2.5.1 Peralatan untuk perawatan BBL :
1) Penghisap lendir (mukus ekstraktor aspirator)
2) Tabung Oksigen dan slang oksigen bayi
3) Alat resusitasi untuk pernapasan, ex : Laringoskop kecil, masker bayi, kanula trakea, ventilator kecil.
4) Obat-obatan, ex : Glukosa 40%, larutan bikarbonas natrikus 7,5%, nalorfin sebagai antidotum morfin dan pethidin, Perak nitrat/neosparin (nitras argentil), Vit K per oral 1 mg, Vit K parenteral 0,5-1 mg IM.
5) Alat pemotong, pengikat dan antiseptik tali pusat
6) Tanda pengenal bayi yang sama dengan ibu
7) Tempat tidur bayi dan inkubator bayi yang steril dan dialasi kain
8) Stopwatch dan termometer
9) Handuk kering, baju bayi dan kasa
2.6 Penatalaksanaan
2.6.1 Perawatan BBL
      1) Segera setelah lahir nilai pernapasan, warna kulit dan gerakannya.Letakkan
          bayi dengan handuk diatas perut ibu.
      2) Dengan kasa steril bersihkan darah dan lendir dari wajah, mulut dan hidung
          bayi (lihat pergerakan dada 30x/mnt, bila < 30x/mnt lakukan resusitasi)
      3)  Klem tali pusat dan potong ±1cm diantara klem tersebut.
      4) Pastikan bayi hangat dengan kontak kulit ke kulit antara ibu dan bayi
      5) Ganti handukyang basah dengan kain kering lalu bungkus dengan kepala
          terlindungi
      6) Nilai APGAR SCORE pada menit ke-1 dan ke-5
      7) Berikan bayi pada ibunya untuk disusui
2.6.2 Pernapasan
1) Periksa pernapasan dan warna kulit tiap 5 menit
2) Jika bayi menangis dalam 30 detik pertama setelah lahir, makam periksa
    kebersihan jalan napas:
a)      Kedua kaki bayi dipegang dengan satu tangan, sedangkan tangan yang lain memegang kepala bayi lebih rendah dari sudut 30º daripada kaki dengan posisi ekstensi sedikit untuk memungkinkan cairan dan lendir keluar dari trakea dan faring.
b)      Bersihkan cairan dari mulut dan hidung
c)      Hisap ledir dari mulut lalu hidung dengan penghisap lendir
d)     Keringkan bayi dengan selimut/handuk kering yang hangat
e)      Gosoklah punggung bayi dengan lembut
f)       Jaga bayi agar tetap hangat
Jika bayi masih belum mulai bernapas setelah 60 detik, mulai resusitasi.
                   Apabila bayi cyanosis/ sukar bernapas (frekuensi pernapasan <30/>60                       x/mnt), berilah oksigen pada bayi dengan kateter nasal.
2.6.3 Perawatan Mata
   Obat mata Eritromisin 0,5% / Tetrasiklin 1% dianjurkan untuk mencegah penyakit mata karena Clamydia (PMS) diberikan pada jam pertama setelah persalinan. Umum dipakai larutan Perak nitrat/neosporin dan langsung diteteskan segera setelah lahir.
2.6.4 Pertahankan Suhu Tubuh Bayi
      a) Hindari memandikan bayi sedikitnya 6 jam setelah lahir.
      b) Bungkus bayi dengan kain kering dan hangat, kepala bayi harus tertutup.
2.6.5 Berikan Vitamin K
   a) BBL normal dan aterm perlu diberi Vit K per oral 1 mg perhari selama 3 hari untuk mencegah terjadinya perdarahan karena defisiensi vit K.
   b) BBL resti diberi Vit K 0,5-1 mg IM.
2.7 Asuhan Bayi Baru Lahir
2.7.1 Pemeriksaan Fisik
            Jenis kelamin :Laki-laki; Testis sudah turun ke dalam skrotum, terdapalubang urethra pada ujung penis
                                          Perempuan; Terdapat labia mayora dan labia minora, vagina berlubang, urethra berlubang.
2.7.2 Perawatan tali pusat
      a) Pertahankan sisa tali pusat dalam keadaan terbuka dan tertutupi dengan kasa steril secara longgar
      b) Lipat popok disisi tali pusat
      c) Jaga agar tali pusat tetap kering

2.7.3 Asuhan sebelum pulang
         a) Berikan imunisasi BCG, polio oral dan Hepatitis B
         b) Ajarkan ibu cara merawat bayi
         c) Anjurkan ibu menyusui sesering mungkin/ tiap 2-3 jam sekali.
         d) Jaga bayi dalam keadaan bersih, hangat dan kering
         e) Ajarkan tanda-tanda bahaya bayi :
              Pernapasan sulit atau >60 x/mnt
              Terlalu panas >38º C atau terlalu dingin < 36º C
              Warna kuning terutama pada 24 jam pertama, biru, pucat, memar
              Hisapan lemah, mengantuk berlebihan, banyak muntah
              Tali pusat merah, bengkak, keluar cairan (nanah), berbau busuk.
              Tidak berkemih dalam 24 jam, tinja lembek, sering, hijau tua, ada lendir atau darah pada tinja. Mengigil atau tangis tidak biasa, sangat mudah tersinggung, lemas, terlalu mengantuk, lunglai, kejang, kejang halus, tidak bisa tenang, menangis terus-menerus.
         f) Segera cari pertolongan medis jika terjadi tanda bahaya bayi
2.8 Reflek pada Bayi Baru Lahir
Refleks
Menimbulkan Reflek
Respon Yang Khas
Rooting



Menelan


Menggengam   

Glabellar


Leher tonik atau fencing


Moro




Tanda Babinski
Sentuh bibir, pipi atau sudut mulut bayi dengan puting.


Beri bayi minum, menelan biasanya menhisap.

Tempatkan jari pada telapak tangan.
Ketuk dahi , batng hidung, atau maksila BBL yang matanya sedang terbuka.
Pada waktu bayi jatuh tertidur atau dalam keadaan tidur, dengan cepat putar kepala ke arah satu sisi.
Tempatkan bayi pada permukaan yang rata, hentakkan permukaan untuk mengejutkan bayi

Telapak kaki , dimulai pada tumit, gores sisi lateral telapak kaki kearah atas kemudian gerakan jari sepanjang telapak kaki.
Bayi menoleh kearah stimulus membuka mulutnya, memasukkan puting  dan menghisap.
Menelan biasanya diatur oleh menghisap dan biasanya terjadi tanpa tersedak, batuk/ muntah
Jari- jari menggengam.

BBL akan mengejapkan mata pada ketukan 4-5 ketukan pertama.
Bayi menghadap ke sisi kiri lengan dan kaki pada sisi kanan.


Abduksi dan ekstensi simetris lengan, jari- jari mengembang seperti kipas dan membentuk huruf C dengan ibu jari dan jari telunjuk.
Semua jari kaki hiperekstensi dengan ibu jari dorsofleksi- tanda positif

2.9 Tabel Penilaian Apgar Score pada BBL

Aspek penilaian
Score
0
1
2
"A" Appearance
(warna kulit)
"P" Plus/Plos
(bunyi jantung)
"G" Grimace
(reflek)
"A" Activity
(tonus otot)
"R" Respiratori
(usaha napas)

Seluruh tubuh biru/ putih
Tidak ada denyut nadi.
Tidak ada.

Lumpuh atau tidak ada.
Tidak bernapas.
Badan merah ekstremitas biru
Lemah/ tidak teratur frekuensi <100x/ mnt
Ekstremitas dalam fleksi sedikit.
Ekstremitas dalam fleksi sedikit.
Lemah, tidak teratur, frekuensi <40x/mnt
Seluruh tubuh kemerah- merahan
Kuat, teratur frekuensi >100x/ mnt.
Batuk, bersin
Gerakan aktif, ekstremitas fleksi
Baik, menangis, frekuensi 40x/ mnt.


2.10 Nutrisi
Makanan yang paling baik / sesuai untuk bayi adalah ASI, jarak pemberian tiap 3 jam karena lambung bayi akan kosong setelah waktu 3 jam setelah menyusui. Komposisi ASI dibedakan menjadi 3 macam:
a. Kolostrum : hari pertama sampai hari ketiga setelah bayi lahir
b.ASI masa transisi : hari keempat sampai hari kesepuluh
c. ASI matur : hari kesepuluh dan seterusnya kalu ASI tidak ada atau kurang diganti dengan susu botol.

B. KONSEP DASAR BBLR
1.      Pengertian BBLR
a.         BBLR adalah Bayi Baru Lahir yang berat badannya saat lahir kurang dari 2500 Gram sampai dengan 2499 Gram (Saifudin, 2002)
b.  BBLR Di bedakan dalam :
-    Bayi Baru Lahir Rendah (BBLR), Berat lahir 1500 – 2500 Gram
-    Bayi Berat Lahir Sangat Rendah (BBLSR), Berat Lahir < 1500 Gram.
-    Bayi Berat Lahir Ekstrem Rendah (BBLER), Berat lahir < 1000 Gram.
2.      Kateristik BBLR
a.       Prematur
Adalah jalan lahir dengan kehamilan < 37 minggu dan mempunyai Berat badan sesuai dengan Berat Badan untuk masa kehamilan.
a)      Gambaran klinik
·         Berat < 2500 gram, Panjang Badan 45 Cm.
·         Lingkar kepala kurang dari 33 Cm, Lingkar dada kurang dari 30 Cm.
·         Masa kehamilan kurang dari 37 Minggu,
·         Kulit bayi tipis dan transparan, Lanugo banyak, Lemak subcutan kurang.
·         Kepala lebih besar dari pada Badan.
·         Otot hipotonik lemah
·         Tangisan lemah, Pernafasan tidak teratur, dan sering apNoe
·         Reflek toneck leher lemah dan reflek morro positif
·         Pernafasan 40 – 50x/Menit
·         Frekuensi Nadi 100 – 140x/Menit.
b.      Dismaturitas
Adalah Bayi Baru Lahir yang mempunyai berat 2500 Gram atau kurang dengan umur kehamilan lebih dari 37 Minggu.
a)      Komplikasi bayi Dismatur
o   Aspirasi mekonium
o   Jumlah hemoglobinnya tinggi, sering diikuti ikterus
o   Hipoglikemia di sebabkan oleh berkurangnya cadangan glikogen hati dan meningginya metabolisme bayi.
o   Keadaan lain yang dapat terjadi : Asfiksi, Perdarahan, Hiportemi, Cacat bawaan akibat kelainan kromosom.
C.     Etiologi
a.       Prematur Murni
Menurut besarnya penyebab kelahiran bayi premature dapat di bagi:
a)Factor Ibu
§  Toksemia gravidum yaitu preEklamsi
§  Kelainan bentuk uterus, Contoh : Uterus bikornis, InKompeten serviks
§  Tumor (Mioma uteri,Sistonia)
§  Ibu yang menderita penyakit antara lain:
-          Akut dengan gejala panas tinggi (Titus Abdominalis, Malaria)
-          Kronis (TBC, Penyakit jantung, grameru lonefritis)
-          Trauma pada masa kehamilan, Antara lain: Fisik, Jantung, Psikologis, stress.
§  Usia Ibu pada waktu hamil kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun.
§  Plansenta, Antara lain : Plasenta previa, solusio plasenta.
b)            Factor Janin
·         Inkomtatibilitas darah Ibu dan Janin
·         Insufiensi plasenta
·         Infeksi (Rubeolla, Siffilis, Toksoplamoses)
·         Cacat bawaan
·         Ketuban pecah dini
·         Hidramnion
·         Kehamilan ganda
b.      Dismatirutas
o   Faktor Ibu: Hipertensi, Penyakit ginjal kronik, perokok, penderita diabetes militus, toksemia, hipoksia, gizi buruk, peminum alcohol.
o   Factor Uterus dan Plasenta        : Kelainan pembulu darah, insersi tali pusat tidak normal, transfuse dari kembar yang satu dengan yang lain, sebagian plasenya lepas.
o   Factor janin: Ganda, kelainan kromosom, cacat bawaan, infeksi dalam kandungan.
o   Keadaan social ekonomi yang rendah.
D.    Faktor Predisposisi
a.       Factor ibu     : Riwayat kelahiran premature sebelumnya, perdarahan antepartum, malnutrisi, kelainan uterus, hidramnion, penyakit jantung/penyakit kronik lainnya, hipertensi, umur < 20 tahun atau > 35 tahun, jarak 2 kehamilan terlalu dekat, infeksi, dll.
b.      Factor janin     : Cacat bawaan, kehamilan ganda,hidramnion, ketuban pecah dini.
c.       Keadaan social ekonomi yang rendah
d.      Kebiasaan        : pekerjaan yang melelahkan, merokok.
e.       Tidak diketahui.
E.     Diagnosa dan Gejala Klinik
a.       Sebelum bayi dilahirkan
o   Pada anamnese sering dijumpai adanya riwayat abortus, pertus prematurus, kelahiran mati.
o   Pembesaran uterus tidak sesuai dengan umur kehamilan
o   Pergekaan janin yang lebih lambat walaupun kehamilan agak berlanjut.
o   Sering terjadi      : oligohidramnion, hyperemesis gravidarum,atau perdarahan antepartum.
o   Pertambahan berat badan ibu lambat atau tidak sesuai menurut seharusnya
b.      Setelah bayi dilahirkan
Ø  Bayi dengan retardasi pertumbuhan intrauterine
Tanda-tanda bayi ini   : Kepala keras, gerakkan bayi terbatas, vernik kaseosa sedikit atau tidak ada, kulit tipis kering,berlipat-lipat, mudah diangkat, abdomen cekung atau rata, jaringan lemak bawah kulit sedikit, tali pusat tipis, lembek dan bewarna kehijauan.
Ø  Bayi premature yang lahir sebelum kehamilan 37 Minggu
Vernik kaseosa ada jaringan lemak bawah kulit sedikit, tulang tengkorak lunak, muka seperti boneka, abdomen buncit, tali pusat tebal dan segar, menangis lemah, tonus otot hipotonik.
F.      Penanganan
a.       Umum
a)      Mempertahankan suhu dengan ketat
BBLR mudah mengalami Hiportemi, oleh sebab itu suhu tubuhnya harus dipertahankan dengan ketat.
b)      Mencegah infeksi dengan ketat
BBLR sangat rentan terhadap infeksi
c)      Pengawasan ASI/Nutrisi
Reflek menelan BBLR belum sempurna, pemberian nutrisi dilakukan dengan cermat.
d)     Penimbangan ketat
Perubahan berat badan mencerminkan kondisi gizi dan erat kaitannya daya tahan tubuh.
b.      Dismaturitas
·   Diberikan makanan dini (early feeding)
·   Kadar gula harus diperiksa setiap 8 sampai 12 Jam
·   Frekuensi pernafasan pada 24 Jam pertama
·   Temperature harus dikelola, jangan sampai kedinginan karena bayi dismatur lebih mudah hiportemik
c.       Bayi Berat Lahir Sangat rendah (BBLSR) atau Prematur Kecil
o Pastikan bayi terjaga tetap hangat, bungkus bayi dengan kain kering yang hangat dan pakai topi untuk mencegah kehilangan panas.
o Jika pada riwayat ibu terdapat kemungkinan infeksi bakteri, beri dosis pertama antibiotic            : Gentamicin 4 Mg/Kg BB IM di tambah Ampicilin 100 Mg/Kg BB IM atau Benzin penicillin.
o Jika terdapat sianosis atau suksr bernafas beri oksigen lewat kateter hidung.

















ASKEB TEORI


1.    Pengkajian
A.    Data Subyektif
1.      Identitas
a.       Biodata bayi
Nama                            :
Umur                            : kurang dari 37 minggu
Jenis kelamin                :
Tanggal/jam lahir          :
Anak ke-                       :
Status anak                   :
b.      Nama orang tua           
Umur                            : kurang dari 20 tahun atau diatas 35 tahun
Suku/bangsa                 :
Pendidikan                   :
Pekerjaan                      : pekerjaan yang terlalu berat
Alamat                          :
Agama                          :
2.      Keluhan utama
Tidak ada
3.      Riwayat antenatal
a. Pada anamnesa sering dijumpai adanya riwayat abortus, partus prematurus, kelahiran mati.
b.Pembesaran uterus tidak sesuai dengan usia kehamilan.
c. Pergerakan janin lebih lambat walaupun kehamilan agak berlanjut.
d.      Sering terjadi oligohidramnion, hiperemesis gravidarum atau perdarahan antepartum.
e.       Pertambahan berat badan ibu lambat dan tidak sesuai menurut seharusnya (I Gde Manuaba)
4.      Riwayat natal
a.       Umur kehamilan
1)      Jika prematur : cenderung mengalami kesulitan mengalami dalam melakukan transisi akibat belum matangnya organ-organ (Bobak, 2004 : 450)
Umur kehamilan kurang dari 37 minggu (IBG Manuaba, 1998)
2)      Jika matur : bayi menjadi stabil dan menyesuaikan diri dengan kemandirian ekstrauteri (Varney, 2007 : 891)
3)      Jika post date : besar anak berlebihan, rambut kepala banyak, kulit keriput, dan sering terjadi asfiksia (Unpad, 1983 : 18-19)
5.      Riwayat neonatal
a. Pada BBLR biasanya menangis lemah, tonus o tot hipotonik, gerakan bayi terbatas (IBG Manuaba, 1998)
b.BB lahir
   Normal berat badan bayi baru lahir adalah 2500-4000 gram, jika berat badan ≤ 2500 gram bisa disebabkan dari prematur atau sindrom rubella dan bisa disebut dengan BBLR (Berat Badan Bayi Rendah)
c. Ukuran kepala
d.            LIDA kurang dari 30 cm
Lingkar abdomen
e. Meneteki pertama kali
f. Obat-obatan yang telah diberikan
g.Imunisasi
h.Pemberian salep mata
i.  Keadaan gizi
j.  BAK
B.     DATA OBYEKTIF
1.      pemeriksaanUmum
     KU           :
BB lahir   : berat badan ≤ 2500 gram bisa disebabknan dari prematur atau sindrom rubella dan bisa disebut dengan BBLR (Bobak, 2004 : 387)
PB lahir    : kurang dari 45 cm (IBG Manuaba, 1998)
Suhu         :
Nadi         : frekuensi nadi 100-140x/menit (Winkjosastro,Hanifa 2005)
RR            : pernapasan (Winkjosastro, nanifa, 2005)
2.      pemeriksaan fisik
a.       kepala        : kepala keras, tulang tengkorak lunak,UUB belum menutup            (IBG Manuaba,1998)
b.      wajah         : vernik kaseosa sedikit atau tidak ada, kulit tipis, kering berlipat-lipat,mudah diangkat, jaringan lemak bawah kulit sedikit, muka seperti boneka (I Gde Manuaba, 1998)
c.       mata          :
d.      hidung       : pernapasan tak teratur bisa terjadi apneu (gagal napas)
  (I Gde Manuaba, 1998)
e.       mulut         :
f.       telinga       :
g.      leher          :
h.      dada          :
i.        abdomen   : abdomen cekung atau rata, tali pusat tipis, lembek dan berwarna kehijauan (I Gde Mnauaba, 1998)
j.        genetalia    : belum sempurna, pada wanita labia minora belum menutup oleh labia mayora, pada laki-laki testis belum turun (http://nursingbegin.com)
k.      anus           :
l.        ekstremitas           
m.    punggung
n.      kulit           : kulit tpis, kering berlipat-lipat, mudah diangkat (I Gde Manuaba, 1998)
vernik kaseosa                   : warna keputihan, seperti keju, tidak berbau, jumlah bervariasi bisanya lebih banyak terdapat pada lipatan kulit. Pada BBLR vernik kaseosa sedikit atau tidak (I Gde Manuaba)
lanugo                               : terdapat di daerah bahu, telinga, dahi dan jumlahnya bervariasi (Bobak, 2004 : 397-390)
3.      pemeriksaan penunjang

II. INTERPRETASI DATA DASAR
            DS       :
            DO      :
BB    : berat badan  ≤ 2500 gram bisa disebabkan dari premature atau sindrom lahir rubella dan bisa disebut dengan BBLR (Berat Badan Bayi Rendah) (Bobak, 2004 : 387)
            Nadi    : frekuensi nadi 100-140x/menit (Winjoksastro, hanifa : 2005)
            RR       : pernapasan 45-50x/menit      (Winjoksastro, hanifa : 2005)
            Wajah  : vernik kaseosa sedikit atau tidak ada, kulit tipis, kering berlipat-   lipat, mudah diangkat, jaringan lemak bawah kulit sedikit, muka seperti boneka (I Gde Manuaba, 1998)
Kulit   : tipis, kering berlipat-lipat, mudah diangkat (I Gde  Manuaba,1998)
Vernik kaseosa : warna keputihan, seperti keju, tidak berbau, jumlah bervariasi biasanya lebih banyak terdapat pada lipatan kulit. Pada BBLR vernik kaseosa sedikit atau tidak ada (I Gde  Manuaba, 1998)
Lanugo       : terdapat di daerah bahu, telinga, dahi dan jumlahnya bervariasi (Bobak, 2004 : 397-390)

III.       ANTISIPASI MASALAH POTENSIAL
            BBLR berpotensi untuk terjadi hipotermi, gangguan pernapasan, gangguan alat pencernaan, dan terjadi infeksi (Sarwono, 2005:776)

IV.       IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA
            Mempertahankan suhu bayi, mencegah infeksi dengan ketat, pengawasan ASI/nutrisi, penimbangan ketat (Sarwono, 2005:776)

V.        INTERVENSI
Tujuan jangka pendek : setelah dilakukan asuhan kebidanan selama kurang lebih 5 jam. diharapkan periode transisi berlangsung normal dengan kriteria hasil :
-
-
Tujuan jangka panjang : setelah dilakukan asuhan kebidanan selama kurang lebih 3x24 jam diharapkan tidak terjadi komplikasi dengan kriteria hasil :
PLANNING
1.      lakukan pendekatan terapeutik pada ibu dan keluarga
R/ ibu dan keluarga sungguh-sungguh menaruh kepercayaan
                  (Depart. Kesh, 1977 : 82)
2.      observasi TTV tiap 4 jam
R/ deteksi adanya penyulit atau komplikasi (Varney, 2007 : 894)
3.      observasi eliminasi
R/ BBL belum berkemih selama 24 jam pertama merupakan tanda bahaya (Varney, 2007 : 894)
4.      lakukan perawatan kering
R/ terhindar dari hipotermi, ruam dan pneumonia (Varney, 2007 : 894)
5.      lakukan perawatan tali pusat
R/ terhindar dari infeksi    (Varney, 2007 : 894)
6.      berikan ASI kapan pun bayi menginginkannya (minimal 2 jam/susu botol 3jam)
R/ nutrisi bayi terpenuhi (Varney, 2007 : 894)
7.      lakukan kolaborasi dengan Dokter Spesialis Anak
R/ fungsi independent

VI.       IMPLEMENTASI
1.      BPS/PKM
Keringkan secepatnya dengan handuk hangat
Kain yang panjang secepatnya diganti dengan kain yang kering dan hangat dan pertahankan tetap hangat
Berikan lingkungan hangat dengan cara kontak kulit ke kulit dan bungkus bayi dengan kain yang hangat
Beri lampu 60 watt dengan jarak minimal 60 cm dari bayi
Kepala bayi ditutup topi